TUGAS
SOFTSKILL ORGANISASI & METODE#
PUISI DAN SASTRA
Nama :
YANTI SUHESTI
NPM :
39113396
KELAS
: 1DB02
DOSEN :
YUNNI YUNIAWATY
Puisi
Surat dari Ibu
Pergi ke dunia luas ,anakku sayang
Pergi
ke hidup bebas
Selama
angin masih angin buritan
Dan
matahari pagi menyinari daun-daunan
Dalam
rimba dan padang hijau
Pergi ke laut lepas ,anakku sayang
Pergi
ke alam bebas
Selama
hari belum petang
Dan
warna senja balum kemerah-merahan
Menutup
pintu waktu lampau
Jika bayang telah pudar
Dan
elang laut pulang kesarang
Angin
bertiup kebenua
Tiang-tiang
akan kering sendiri
Dan
nakhoda sudah tahu pedoman
Boleh
engkau datang padaku
Kembali pulang ,anakku sayang
Kembali
ke balik malam
Jika
kapalmu telah rapat ke tepi
Kita
akan bercerita
“tentang
cinta dan hidupmu di pagi hari
Goresan Tangan
Sekeping hati yang terpuruk
Hilang
angan dalam bentuk
Diri
terdiam hingga membusuk
Duka kian terlelap
Saat
mereka merenggutnya dariku
Hati
ibarat menelan duri
Bilakah
semua ini bertepat
Merintih hati tiada guna
Dia semakin
melangkah jauh
Segala
daya pun kian sirna
Ibarat menggali di air keruh
Inikah jalan hidupku?
DIPONEGORO
Di masa pembangunan ini
Tuan
hidup kembali
Dan
di depan sekali tuan menanti
Tak
gentar lawan banyaknya seratus kali
Pedang
di kanan, keris di kiri
Berselempang
semangat yang tak bisa mati
Maju
Ini
barisan tak bergenderang berpalu
Kepercayaan
tanda menyerbu
Sekali
berarti
Sudah
itu mati
Maju
Bagimu
negeri
Menyediakan
api
Punah
diatas menghamba
Binasa
diatas ditindas
Sungguhpun
dalam ajal baru tercapai
Jika
hidup harus merasai
Maju
Serbu
Serang
Pantun
Gedegah-gedeguh
bunyi pedati ,
Membawa
muatan sangatlah banyak.
Jika
takut hidup akan mati ,
Buatlah
amal banyak-banyak.
Dimana
batang si tawa ,
Lumba-lumba
dapat terpancing.
Dimana
tempat allah,
Di
dada kita masing-masing.
Sungguh
bagus berbaju batik,
Boleh
dipakai untuk stelan.
Sungguh
manis wajahmu adik,
Bolehkah
aku berkenalan.
Sirih
kuning sirih kerekap,
Simpan
disumpit dalam keranjang.
Sungguh
abang orang yang cakap ,
Sayang
sedikit mata keranjang.
Musim
hujan banyak cendawan,
Boleh
digulai dengan santan.
Cantik
sungguh gadis rupawan ,
Bolehkah
kita berkenalan.
Tupai
jenjang tupai celaka,
Tebat
berisi ikan tengiri.
Sungguh
pandai tuan berkata,
Membuat
saya lupa’kan diri.
Dari
mana datangnya lintah,
Dari
sawah turun ke tali.
Dari
mana datangnya cinta ,
Dari
mata turun ke hati.
Kalau
tidak karena bulan,
Tidak
bintang meninggi hari.
Kalau
tidak karena tuan,
Tidak
badan jadi begini.
Bunga
melati bunga kempayang,
Bunga
kenanga didalam puan.
Saya
bermimpi hampir siang,
Searasa
adik dalam pangkuan.
Tebat
berisi ikan tenggiri,
Anak
kera makan rambutan.
Sungguh
pandai tuan memuji,
Membuat
saya lupa daratan.
‘Lah
jauh urat melata ,
Padi
tidak menjadi lalang.
Sungguh
jauh adik di mata,
Namun
di hati tidak ‘kan hilang.
Kalau
tidak kelapa puan,
Tidak
puan kelapa Bali.
Harap
kami kepada tuan,
Tidak
tuan siapa lagi.
Jalan-jalan
ke kota Paris ,
Banyak
gedung berbaris-baris.
Biar
mati di ujung keris,
Asal
dapat si hitam manis.
Sudah
kubilang jalannya licin,
Kenapa
adik naik sepeda.
Sudah
kubilang diriku miskin,
Kenapa
adik cinta jua.
Harum
baunya si bunga tanjung,
Wanginya
sampai melintas gunung.
Tuan
kuanggap sebagai paying,
Hujan
dan panas tempat berlindung.
Ikan
tenggiri ikan Kodak,
Tentu
kupilih ikan tenggiri.
Jika
cintaku adik tolak,
Baiklah
abang bunuh diri.
Harum
baunya si bunga tanjung ,
Wanginya
sampai bertahun-tahun.
Perkataan
abang sangat kujunjung,
Kutolak
tidak di terima belum.
Kalau
ada sumur di lading,
Bolehkah
kita menumpang mandi.
Kalau
ada umurku panjang
Bolehlah
kita berjumpa lagi.
Jalan-jalan
ke pasar besar,
Beli
sembako naik dokar.
Kita
bersyukur menjadi pelajar ,
Mari
kita terus belajar.
Dari
mana hendak ke mana,
Dari
jepang ke Bandar Cina.
Kalau
boleh kami bertanya ,
Bunga
yang kembang siapa yang punya.
Soal
sukar sulit jawabnya,
Meja
bundar berukir jepara.
Kami
sadar sebagai siswa,
Harus
belajar berpikir ‘tuk masa depan bangsa.
Besi
berkarat jangan di palu,
Jika
di palu keluar apinya.
Kami
hormat kepada guru,
Karena
guru banyak jasanya.
Pantai
Mersing kuala Johor,
Pantainya
bersih sangat mashyur.
Pohonkan
doa kita bersyukur ,
Negara
kita aman dan makmur.
PANTUN
Orang
tua patut disegani
Boleh mendapat ajar nasihat
Ular yang bisa tidak begini
Bisa lagi lidah yang jahat
Ramai orang menggali perigi
Ambil buluh lalu diikat
Ilmu dicari tak akan rugi
Buat bekalan dunia akhirat
Apa guna berkain batik
Kalau tidak dengan sucinya?
Apa guna beristeri cantik
Kalau tidak dengan budinya
Berakit-rakit ke hulu
Berenang-renang ke tepian
Bersakit-sakit dahulu
Bersenang-senang kemudian
Buah cempedak diluar pagar
Ambil galah tolong jolokkan
Saya budak baru belajar
Kalau salah tolong tunjukkan
Pisang emas dibawa belayar
Masak sebiji di atas peti
Hutang emas boleh dibayar
Hutang budi dibawa mati
Dalam semak ada duri
Ayam kuning buat sarang
Orang tamak selalu rugi
Macam anjing dengan bayang
Baik-baik mengirai padi
Takut mercik ke muka orang
Biar pandai menjaga diri
Takut nanti diejek orang
Pantun Nasehat Belajar
Ke hulu membuat pagar
Jangan terpotong batang durian
Cari guru tempat belajar
Supaya jangan sesal kemudian
Mari kita tanam halia
Ambil sedikit buat juadah
Usia muda jangan disia
Nanti tua sesal tak sudah
Padi muda jangan dilurut
Kalau dilurut pecah batang
Hati muda jangan diturut
Kalau diturut salah datang
Cuaca gelap semakin redup
Masakan boleh kembali terang
Budi bahasa amalan hidup
Barulah kekal dihormati orang
Boleh mendapat ajar nasihat
Ular yang bisa tidak begini
Bisa lagi lidah yang jahat
Ramai orang menggali perigi
Ambil buluh lalu diikat
Ilmu dicari tak akan rugi
Buat bekalan dunia akhirat
Apa guna berkain batik
Kalau tidak dengan sucinya?
Apa guna beristeri cantik
Kalau tidak dengan budinya
Berakit-rakit ke hulu
Berenang-renang ke tepian
Bersakit-sakit dahulu
Bersenang-senang kemudian
Buah cempedak diluar pagar
Ambil galah tolong jolokkan
Saya budak baru belajar
Kalau salah tolong tunjukkan
Pisang emas dibawa belayar
Masak sebiji di atas peti
Hutang emas boleh dibayar
Hutang budi dibawa mati
Dalam semak ada duri
Ayam kuning buat sarang
Orang tamak selalu rugi
Macam anjing dengan bayang
Baik-baik mengirai padi
Takut mercik ke muka orang
Biar pandai menjaga diri
Takut nanti diejek orang
Pantun Nasehat Belajar
Ke hulu membuat pagar
Jangan terpotong batang durian
Cari guru tempat belajar
Supaya jangan sesal kemudian
Mari kita tanam halia
Ambil sedikit buat juadah
Usia muda jangan disia
Nanti tua sesal tak sudah
Padi muda jangan dilurut
Kalau dilurut pecah batang
Hati muda jangan diturut
Kalau diturut salah datang
Cuaca gelap semakin redup
Masakan boleh kembali terang
Budi bahasa amalan hidup
Barulah kekal dihormati orang
Orang
Daik memacu kuda
Kuda dipacu deras sekali
Buat baik berpada-pada
Buat jahat jangan sekali
Dayung perahu tuju haluan
Membawa rokok bersama rempah
Kalau ilmu tidak diamalkan
Ibarat pokok tidak berbuah
Kalau kita menebang jati
Biar serpih tumbangnya jangan
Kalau kita mencari ganti
Biar lebih kurang jangan
Pinang muda dibelah dua
Anak burung mati diranggah
Dari muda sampai ke tua
Ajaran baik jangan diubah
Kuda dipacu deras sekali
Buat baik berpada-pada
Buat jahat jangan sekali
Dayung perahu tuju haluan
Membawa rokok bersama rempah
Kalau ilmu tidak diamalkan
Ibarat pokok tidak berbuah
Kalau kita menebang jati
Biar serpih tumbangnya jangan
Kalau kita mencari ganti
Biar lebih kurang jangan
Pinang muda dibelah dua
Anak burung mati diranggah
Dari muda sampai ke tua
Ajaran baik jangan diubah
Parang
tajam tidak berhulu
Buat menetak si pokok Ru
Bila belajar tekun selalu
Jangan ingkar nasihat guru
Anak bayi belum bergigi
Tapi bisa makan ketupat
Konsumsilah makanan bergizi
Agar tubuh menjadi sehat
Makan tahu di tepi jalan
Sambil lihat kuda lari kencang
Anakku yang kubanggakan
Jangan pernah lupa sembahyang
Ibukota negara di Jakarta
Bandung ibukota Jawa Barat
Tidak ada artinya kaya harta
Jika tidak beuntung akhirat
Berbelanja ke Bu Satunah
Buka pagi sampai malam
Janganlah suka memfitnah
Fitnah itu amat kejam
Sebulan tidak terlalu lama
Dia dan aku disebut kami
Tak jadi soal beda agama
Persaudaraan tetap bersemi
Sukailah sayur terong
Terong muda lebih baik
Jika engkau suka berbohong
Engkau termasuk orang munafik
Padi merunduk tanda berisi
Berilmu karena sekolah
Jangan terpaku di depan televisi
Ambil buku dan pelajarilah!
Buat menetak si pokok Ru
Bila belajar tekun selalu
Jangan ingkar nasihat guru
Anak bayi belum bergigi
Tapi bisa makan ketupat
Konsumsilah makanan bergizi
Agar tubuh menjadi sehat
Makan tahu di tepi jalan
Sambil lihat kuda lari kencang
Anakku yang kubanggakan
Jangan pernah lupa sembahyang
Ibukota negara di Jakarta
Bandung ibukota Jawa Barat
Tidak ada artinya kaya harta
Jika tidak beuntung akhirat
Berbelanja ke Bu Satunah
Buka pagi sampai malam
Janganlah suka memfitnah
Fitnah itu amat kejam
Sebulan tidak terlalu lama
Dia dan aku disebut kami
Tak jadi soal beda agama
Persaudaraan tetap bersemi
Sukailah sayur terong
Terong muda lebih baik
Jika engkau suka berbohong
Engkau termasuk orang munafik
Padi merunduk tanda berisi
Berilmu karena sekolah
Jangan terpaku di depan televisi
Ambil buku dan pelajarilah!
Jika
kita makan ubi
Jangan lupa duduk beralas
Jika kita berhutang budi
Jangan lupa untuk membalas
Ada kaca terpecah-pecah
Ada nenek minum jamu
Daripada kita marah-marah
Lebih baik menuntut ilmu
Buat apa menyeterika
Kalau bajunya basah
Buat apa mencari dia
Kalau dia putus sekolah
Naik sepeda menerjang pagar
Sungguh malu jatuh terjengkang
Zaman sekarang malas belajar
Kelak hidupnya terbelakang
Satu dua tiga dan empat
Lima enam tujuh delapan
Tuntutlah ilmu sampai dapat
Sudah tua menyesal, jangan
Tari Yapong tarian santai,
gerak indah lagi semangat.
Wahai kawan janganlah lalai,
mari belajar dengan giat.
Jangan lupa duduk beralas
Jika kita berhutang budi
Jangan lupa untuk membalas
Ada kaca terpecah-pecah
Ada nenek minum jamu
Daripada kita marah-marah
Lebih baik menuntut ilmu
Buat apa menyeterika
Kalau bajunya basah
Buat apa mencari dia
Kalau dia putus sekolah
Naik sepeda menerjang pagar
Sungguh malu jatuh terjengkang
Zaman sekarang malas belajar
Kelak hidupnya terbelakang
Satu dua tiga dan empat
Lima enam tujuh delapan
Tuntutlah ilmu sampai dapat
Sudah tua menyesal, jangan
Tari Yapong tarian santai,
gerak indah lagi semangat.
Wahai kawan janganlah lalai,
mari belajar dengan giat.
Pengaruh Ramayana dalam Sastra Melayu Klasik
Bentuk cerita Ramayana (transformasinya) dalam
sastra melayu klasik.
Cerita Ramayana, dalam perjalanannya mengalami
beberapa pergeseran alur cerita, karena setiap daerah mempunyai versinya
sendiri. Di Thailand misalnya, cerita Ramayana diceritakan di situ enam
daripada rajanya bernama Rama dan raja juga dianggap titisan wisnu. Ibu kota
Thailand, Ayuthia, juga mengingatkan kita kepada Ayodya yang disebut dalam
Ramayana. Hal ini berbeda sekali dengan Ramayana asli dari India.
Di Laos, cerita Rama diceritakan di situ dalam Rama
Jataka yang suda dipengaruhi oleh Dasarata Jataka. Rama Jataka agak aneh jalan
ceritanya. Dalam cerita ini Rama dan Rawana adalah saudara sepupu, dan di
ending cerita Sita (di sini bernama Cantha) diberikan kepada Rawana sebagai
istri. Di Campa (Vietnam selatan sekarang) cerita Rama sudah menjadi semacam
epos rakyat dan semua peristiwa dianggap berlaku di Campa. Sedangkan di
Indonesia, Cerita Rama telah dipahatkan dipahatkan di relief-relief di candi
Loro Jonggrang, di prambanan Jogjakarta. Di saat itu pula, cerita Rama telah
disalin dalam bentuk puisi Jawa yang paling kuno, yaitu Kakawin Ramayana.
Pada paroh kedua abad 18, seorang penyair istana, Yasadipura mengubahnya dalam
kawi miring (puisi baru Jawa dalam bentuk macapat). Gubahan Yasadipura ini
ialah Serat Rama.
Di samping serat Rama, munculah cerita Rama. Cerita
Rama ini sering diberi nama Serat Kanda Ning Ringgit Purwa (ringkasnya Serat
Kanda saja. Serat Kanda adalah cerita Rama yang khas Jawa, di dalamnya di
sisipkan juga cerita islam, pandawa dan cerita Jawa. Ada juga cerita Rama yang
diberi nama Raja Kling. Raja Kling ini, jalan ceritanya hampir sama dengan
Hikayat Melayu.
Serat Kanda Ning Ningrat Purwa, pada awalnya cerita
ini dimulai dengan pengtengkaran Adam dan Hawa kemudian adalah cerita watu
gunung. Sampai cerita Rama dan Laksamana, Dasamuka di gambarkan di situ memaksa
Dasarata, ayah Rama menyerahkan permaisuri Lesmanadari kepadanya. Setelah itu,
adalah cerita Rama merebut Sinta dalam sayembara yang diadakan oleh Kala.
Naskah ini berakhir dengan tiba-tiba. Di ending cerita diceritakan Rama dan
Sinta mandi dalam satu kolam dan menjadi kera.
Sastra Jawa masih mengenal cerita Rama yang diberi
nama Ramayana Sasak, Rama Tambak dan Rama Nitis. Dari ketiga cerita tersebut,
Ramayana Sasak lah yang mengandung cerita Rama yang agak lengkap dan cerita lainnya
hanyalah mengandung sebagian daripada cerita Rama saja. Rama Tambak hanya
menceritakan bagian akhir perang di Langka. Sedangkan Rama Nitis tentang
pemberontakan Anggada. Suatu ciri yang khas yaitu cerita Pandhawa yang sudah di
campur-adukkan dengan cerita Rama dalam suatu cerita yang sama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar