Clock

Kamis, 26 Juni 2014

Tugas SOFTSKILL individu " organisasi & metode # "




TUGAS SOFTSKILL ORGANISASI & METODE#
PUISI DAN SASTRA









Nama               : YANTI SUHESTI
NPM               : 39113396
KELAS           : 1DB02
DOSEN          : YUNNI YUNIAWATY



Puisi
                           Surat dari Ibu

Pergi ke dunia luas ,anakku sayang
Pergi ke hidup bebas
Selama angin masih angin buritan
Dan matahari pagi menyinari daun-daunan
Dalam rimba dan padang hijau

Pergi ke laut lepas ,anakku sayang                                
Pergi ke alam bebas
Selama hari belum petang
Dan warna senja balum kemerah-merahan
Menutup pintu waktu lampau

Jika bayang telah pudar
Dan elang laut pulang kesarang
Angin bertiup kebenua
Tiang-tiang akan kering sendiri
Dan nakhoda sudah tahu pedoman
Boleh engkau datang padaku

Kembali pulang ,anakku sayang
Kembali ke balik malam
Jika kapalmu telah rapat ke tepi
Kita akan bercerita
“tentang cinta dan hidupmu di pagi hari



Goresan Tangan

Sekeping hati yang terpuruk
Hilang angan dalam bentuk
Diri terdiam hingga membusuk

Duka kian terlelap
Saat mereka merenggutnya dariku
Hati ibarat menelan duri
Bilakah semua ini bertepat

Merintih hati tiada guna
Dia semakin melangkah jauh
Segala daya pun kian sirna


Ibarat menggali di air keruh
Inikah jalan hidupku?







DIPONEGORO

Di masa pembangunan ini
Tuan hidup kembali
Dan di depan sekali tuan menanti
Tak gentar lawan banyaknya seratus kali
Pedang di kanan, keris di kiri
Berselempang semangat yang tak bisa mati


Maju
Ini barisan tak bergenderang berpalu
Kepercayaan tanda menyerbu
Sekali berarti
Sudah itu mati


Maju
Bagimu negeri
Menyediakan api
Punah diatas menghamba
Binasa diatas ditindas
Sungguhpun dalam ajal baru tercapai
Jika hidup harus merasai

Maju
Serbu
Serang
Terjang 




Pantun

Gedegah-gedeguh bunyi pedati ,
Membawa muatan sangatlah banyak.
Jika takut hidup akan mati ,
Buatlah amal banyak-banyak.

Dimana batang si tawa ,
Lumba-lumba dapat terpancing.
Dimana tempat allah,
Di dada kita masing-masing.

Sungguh bagus berbaju batik,
Boleh dipakai untuk stelan.
Sungguh manis wajahmu adik,
Bolehkah aku berkenalan.

Sirih kuning sirih kerekap,
Simpan disumpit dalam keranjang.
Sungguh abang orang yang cakap ,
Sayang sedikit mata keranjang.

Musim hujan banyak cendawan,
Boleh digulai dengan santan.
Cantik sungguh gadis rupawan ,
Bolehkah kita berkenalan.

Tupai jenjang tupai celaka,
Tebat berisi ikan tengiri.
Sungguh pandai tuan berkata,
Membuat saya lupa’kan diri.

Dari mana datangnya lintah,
Dari sawah turun ke tali.
Dari mana datangnya cinta ,
Dari mata turun ke hati.

Kalau tidak karena bulan,
Tidak bintang meninggi hari.
Kalau tidak karena tuan,
Tidak badan jadi begini.

Bunga melati bunga kempayang,
Bunga kenanga didalam puan.
Saya bermimpi hampir siang,
Searasa adik dalam pangkuan.

Tebat berisi ikan tenggiri,
Anak kera makan rambutan.
Sungguh pandai tuan memuji,
Membuat saya lupa daratan.





‘Lah jauh urat melata ,
Padi tidak menjadi lalang.
Sungguh jauh adik di mata,
Namun di hati tidak ‘kan hilang.

Kalau tidak kelapa puan,
Tidak puan kelapa Bali.
Harap kami kepada tuan,
Tidak tuan siapa lagi.

Jalan-jalan ke kota Paris ,
Banyak gedung berbaris-baris.
Biar mati di ujung keris,
Asal dapat si hitam manis.

Sudah kubilang jalannya licin,
Kenapa adik naik sepeda.
Sudah kubilang diriku miskin,
Kenapa adik cinta jua.

Harum baunya si bunga tanjung,
Wanginya sampai melintas gunung.
Tuan kuanggap sebagai paying,
Hujan dan panas tempat berlindung.


Ikan tenggiri ikan Kodak,
Tentu kupilih ikan tenggiri.
Jika cintaku adik tolak,
Baiklah abang bunuh diri.

Harum baunya si bunga tanjung ,
Wanginya sampai bertahun-tahun.
Perkataan abang sangat kujunjung,
Kutolak tidak di terima belum.

Kalau ada sumur di lading,
Bolehkah kita menumpang mandi.
Kalau ada umurku panjang
Bolehlah kita berjumpa lagi.

Jalan-jalan ke pasar besar,
Beli sembako naik dokar.
Kita bersyukur menjadi pelajar ,
Mari kita terus belajar.

Dari mana hendak ke mana,
Dari jepang ke Bandar Cina.
Kalau boleh kami bertanya ,
Bunga yang kembang siapa yang punya.



Soal sukar sulit jawabnya,
Meja bundar berukir jepara.
Kami sadar sebagai siswa,
Harus belajar berpikir ‘tuk masa depan bangsa.

Besi berkarat jangan di palu,
Jika di palu keluar apinya.
Kami hormat kepada guru,
Karena guru banyak jasanya.

Pantai Mersing kuala Johor,
Pantainya bersih sangat mashyur.
Pohonkan doa kita bersyukur ,
Negara kita aman dan makmur.














PANTUN
Orang tua patut disegani
Boleh mendapat ajar nasihat
Ular yang bisa tidak begini
Bisa lagi lidah yang jahat

Ramai orang menggali perigi
Ambil buluh lalu diikat
Ilmu dicari tak akan rugi
Buat bekalan dunia akhirat

Apa guna berkain batik
Kalau tidak dengan sucinya?
Apa guna beristeri cantik
Kalau tidak dengan budinya

Berakit-rakit ke hulu
Berenang-renang ke tepian
Bersakit-sakit dahulu
Bersenang-senang kemudian

Buah cempedak diluar pagar
Ambil galah tolong jolokkan
Saya budak baru belajar
Kalau salah tolong tunjukkan

Pisang emas dibawa belayar
Masak sebiji di atas peti
Hutang emas boleh dibayar
Hutang budi dibawa mati

Dalam semak ada duri
Ayam kuning buat sarang
Orang tamak selalu rugi
Macam anjing dengan bayang

Baik-baik mengirai padi
Takut mercik ke muka orang
Biar pandai menjaga diri
Takut nanti diejek orang

Pantun Nasehat Belajar

Ke hulu membuat pagar
Jangan terpotong batang durian
Cari guru tempat belajar
Supaya jangan sesal kemudian

Mari kita tanam halia
Ambil sedikit buat juadah
Usia muda jangan disia
Nanti tua sesal tak sudah

Padi muda jangan dilurut
Kalau dilurut pecah batang
Hati muda jangan diturut
Kalau diturut salah datang

Cuaca gelap semakin redup
Masakan boleh kembali terang
Budi bahasa amalan hidup
Barulah kekal dihormati orang


Orang Daik memacu kuda
Kuda dipacu deras sekali
Buat baik berpada-pada
Buat jahat jangan sekali

Dayung perahu tuju haluan
Membawa rokok bersama rempah
Kalau ilmu tidak diamalkan
Ibarat pokok tidak berbuah

Kalau kita menebang jati
Biar serpih tumbangnya jangan
Kalau kita mencari ganti
Biar lebih kurang jangan

Pinang muda dibelah dua
Anak burung mati diranggah
Dari muda sampai ke tua
Ajaran baik jangan diubah



Parang tajam tidak berhulu
Buat menetak si pokok Ru
Bila belajar tekun selalu
Jangan ingkar nasihat guru

Anak bayi belum bergigi
Tapi bisa makan ketupat
Konsumsilah makanan bergizi
Agar tubuh menjadi sehat

Makan tahu di tepi jalan
Sambil lihat kuda lari kencang
Anakku yang kubanggakan
Jangan pernah lupa sembahyang

Ibukota negara di Jakarta
Bandung ibukota Jawa Barat
Tidak ada artinya kaya harta
Jika tidak beuntung akhirat

Berbelanja ke Bu Satunah
Buka pagi sampai malam
Janganlah suka memfitnah
Fitnah itu amat kejam

Sebulan tidak terlalu lama
Dia dan aku disebut kami
Tak jadi soal beda agama
Persaudaraan tetap bersemi

Sukailah sayur terong
Terong muda lebih baik
Jika engkau suka berbohong
Engkau termasuk orang munafik

Padi merunduk tanda berisi
Berilmu karena sekolah
Jangan terpaku di depan televisi
Ambil buku dan pelajarilah!


Jika kita makan ubi
Jangan lupa duduk beralas
Jika kita berhutang budi
Jangan lupa untuk membalas

Ada kaca terpecah-pecah
Ada nenek minum jamu
Daripada kita marah-marah
Lebih baik menuntut ilmu

Buat apa menyeterika
Kalau bajunya basah
Buat apa mencari dia
Kalau dia putus sekolah

Naik sepeda menerjang pagar
Sungguh malu jatuh terjengkang
Zaman sekarang malas belajar
Kelak hidupnya terbelakang

Satu dua tiga dan empat
Lima enam tujuh delapan
Tuntutlah ilmu sampai dapat
Sudah tua menyesal, jangan

Tari Yapong tarian santai,
gerak indah lagi semangat.
Wahai kawan janganlah lalai,
mari belajar dengan giat.









Pengaruh Ramayana dalam Sastra Melayu Klasik

      Bentuk cerita Ramayana (transformasinya) dalam sastra melayu klasik.
Cerita Ramayana, dalam perjalanannya mengalami beberapa pergeseran alur cerita, karena setiap daerah mempunyai versinya sendiri. Di Thailand misalnya, cerita Ramayana diceritakan di situ enam daripada rajanya bernama Rama dan raja juga dianggap titisan wisnu. Ibu kota Thailand, Ayuthia, juga mengingatkan kita kepada Ayodya yang disebut dalam Ramayana. Hal ini berbeda sekali dengan Ramayana asli dari India.
Di Laos, cerita Rama diceritakan di situ dalam Rama Jataka yang suda dipengaruhi oleh Dasarata Jataka. Rama Jataka agak aneh jalan ceritanya. Dalam cerita ini Rama dan Rawana adalah saudara sepupu, dan di ending cerita Sita (di sini bernama Cantha) diberikan kepada Rawana sebagai istri. Di Campa (Vietnam selatan sekarang) cerita Rama sudah menjadi semacam epos rakyat dan semua peristiwa dianggap berlaku di Campa. Sedangkan di Indonesia, Cerita Rama telah dipahatkan dipahatkan di relief-relief di candi Loro Jonggrang, di prambanan Jogjakarta. Di saat itu pula, cerita Rama telah disalin dalam bentuk puisi Jawa yang paling kuno, yaitu Kakawin Ramayana. Pada paroh kedua abad 18, seorang penyair istana, Yasadipura mengubahnya dalam kawi miring (puisi baru Jawa dalam bentuk macapat). Gubahan Yasadipura ini ialah Serat Rama.
Di samping serat Rama, munculah cerita Rama. Cerita Rama ini sering diberi nama Serat Kanda Ning Ringgit Purwa (ringkasnya Serat Kanda saja. Serat Kanda adalah cerita Rama yang khas Jawa, di dalamnya di sisipkan juga cerita islam, pandawa dan cerita Jawa. Ada juga cerita Rama yang diberi nama Raja Kling. Raja Kling ini, jalan ceritanya hampir sama dengan Hikayat Melayu.
Serat Kanda Ning Ningrat Purwa, pada awalnya cerita ini dimulai dengan pengtengkaran Adam dan Hawa kemudian adalah cerita watu gunung. Sampai cerita Rama dan Laksamana, Dasamuka di gambarkan di situ memaksa Dasarata, ayah Rama menyerahkan permaisuri Lesmanadari kepadanya. Setelah itu, adalah cerita Rama merebut Sinta dalam sayembara yang diadakan oleh Kala. Naskah ini berakhir dengan tiba-tiba. Di ending cerita diceritakan Rama dan Sinta mandi dalam satu kolam dan menjadi kera.

Sastra Jawa masih mengenal cerita Rama yang diberi nama Ramayana Sasak, Rama Tambak dan Rama Nitis. Dari ketiga cerita tersebut, Ramayana Sasak lah yang mengandung cerita Rama yang agak lengkap dan cerita lainnya hanyalah mengandung sebagian daripada cerita Rama saja. Rama Tambak hanya menceritakan bagian akhir perang di Langka. Sedangkan Rama Nitis tentang pemberontakan Anggada. Suatu ciri yang khas yaitu cerita Pandhawa yang sudah di campur-adukkan dengan cerita Rama dalam suatu cerita yang sama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar